Kamis, 15 Januari 2015

Menunggumu, Aku Bahagia



Dengan telepon genggam ini, kita bisa bersua kembali. Mengenang masa lalu kita. Entah baik ataupun buruk. Denganmu… ya semua tentangmu.

Mungkin hati ini sudah lama rapuh. Tapi bisa kau lihat, aku masih berdiri di sini dengan sisa harapanku, padamu. Melihatmu bahagia juga membuatku bahagia. Melihatmu tersenyum dan tertawa, sungguh, aku sangat bahagia. Tapi melihatmu jauh di sana bersama dia, sungguh sesak hati ini. Aku tertawa dalam perih.

Tak pernah terpikir olehku untuk kembali merebutmu. Tak sebersit pikiran seperti itu datang meracuni pikiranku. Aku tahu, semua ini terasa perih bagiku, tapi akan terasa lebih perih lagi jika aku melakukannya.
Karena semua itu akan membuatmu patah hati, hanya demi keegoisanku semata. Membuatmu sedih untuk kedua kalinya. Tidak. Mungkin lebih dari dua, mungkin tiga, atau sepuluh. Sudah terlalu banyak aku membuatu menitikkan air mata.

Mengingatmu adalah hal yang menyenangkan. Memimpikanmu adalah hal yang paling indah. Tapi menunggumu adalah hal yang sangat melelahkan. Serasa waktu yang kumiliki hanya kulakukan untuk menyakiti hatiku sendiri. Melihatmu yang bahagia dengannya di sana, sungguh perih. Mengapa tak terpikir oehku untuk berhenti mengharapkamu? Apakah aku masih meyukaimu?

Rasa suka yang kumiliki terhadapmu masih sama. Ya… sama seperti dulu. Tapi kepercayaan hatiku padamu, maaf. Aku kecewa. Kecewa.

Mungkin rasa kecewa yang dulu pernah ku alami karenamu sudah hilang, tapi segala sesuatu yang menyakitkan pasti akan selalu meninggalkan bekas bukan? Sama seperti hatiku. Pernahkah kau berpikir tentang hal itu?

Terlalu banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu. Ketidakadilan yang kurasakan, sungguh aku ingin menuntut mu atas apa yang telah kau perbuat. Tapi apalah dayaku, apalah dayamu. Kita hanya manusia biasa yang tak bisa mngubah masa lalu. Yang kita lakukan adalah menyiapkan segala sesuatu untuk masa depan. Semua yang telah terjadi padamu, dan yang terjadi padaku, kita pasti akan menanggungnya. Tentu saja, sendiri-sendiri. Karena pada akhirnya, semua hanya akan berdiri sendiri.

Maafkan aku karena masih menyukaimu. Meskipun aku berusaha menyebunyikannya, tetap sulit untuk menyangkalnya. Karena aku telah jatuh terlalu dalam. Terlalu menyukaimu adalah hal yang sangat berharga. Karena hal pertama yang selalu teringat disaat ku terbangun dari lelapku adalah… dirimu.

Mungkinkah masih ada harapan lagi untukku? Bersamamu kembali, menulis puisi indah bersama-sama. Kembali mengulang kenangan indah kita. Hanya kita berdua, hingga kelak kita tiada. Menghabiskan waktuku denganmu pasti akan sangat bahagia.

Aku harap kau tahu bahwa aku menunggumu dalam perih.

15 Januari 2015. 10:15 PM.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Ash Habul Jannah Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template